Minggu, 05 Februari 2012

Penduduk Pribumi Amerika Berasal dari Siberia

detail berita

WASHINGTON - Sebuah penelitian DNA mengungkap keberadaan penanda genetis, yang jadi penghubung masyarakat pribumi Amerika dengan orang-orang yang tinggal si Altai, selatan Siberia.


Sebuah penelitian tentang mutasi menunjukkan pergeseran garis keturunan yang terjadi antara 13.000 dan 14.000 tahun yang lalu, ketika diperkirakan orang telah berjalan melintasi es dari Rusia ke Amerika. Seperti dilansir Dailymail, Jumat (27/1/2012), perkiraan tersebut kira-kira bertepatan dengan periode orang-orang Siberia menyeberangi selat Bering untuk masuk ke benua Amerika.

"Altai adalah wilayah kunci, karena di sana merupakan tempat orang-orang telah datang dan pergi selama ribuan tahun," terang Theodore Schurr dari University of Pennsylvania.

"Tujuan kami dalam mengerjakan wilayah ini adalah supaya bisa memberikan definisi yang lebih baik, mengenai makna penemuan garis keturunan atau garis keturunan saudara tersebut bagi populasi pribumi Amerika," tambahnya.

Schurr dan kelompoknya memeriksa sampel DNA Altai, untuk menemukan penanda dalam DNA mitokondria yang selalu diwariskan oleh ibu, dan kromosom Y yang diperoleh anak laki-laki dari ayah mereka.

"Pada tingkat resolusi ini, kita dapat melihat hubungan dengan lebih jelas," kata Schurr.

Melihat kromosom Y, para peneliti menemukan mutasi unik yang sama-sama dimiliki oleh penduduk pribumi benua Amerika dan Altai selatan, dalam garis keturunan yang dikenal sebagai Q. Baik DNA mitokondria maupun kromoson Y, keduanya menunjukkan hubungan antara Altai dan penduduk pribumi AS.

Meskipun hal ini bisa saja terjadi, nampaknya adala lebih dari satu gelombang perpindahan yang menyeberangi jembatan darat tersebut. Schurr mengatakan bahwa peneliti lain belum dapat mengidentifikasi titik fokus geografis lain yang serupa dan dapat digunakan untuk melacak warisan penduduk pribumi benua Amerika.

"Dengan lebih banyak data dari kelompok lain, ini mungkin saja berubah. Namun, sejauh ini, bahkan dengan pekerjaan intensif di Mongolia, mereka tidak melihat hal yang serupa seperti yang kita temukan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar